UNTUK MEMENUHI TUGAS
KARYA TULIS ILMIAH
ILMU SOSIAl DASAR
Disusun
oleh :
Nama: Ahmad Pradipta
NPM : 30414591
Kelas : 2ID13
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI
2015
KATA PENGANTAR
Pertama
– tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat dan rahmatnya karena diberi kesehatan sehingga masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul “Pemuda dan
Sosialisasi”. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan
terima kasih sebesar – besarnya kepada Bpk. Junaedi Abdillah selaku dosen Ilmu
Sosial Dasar serta pihak-pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis
ilmiah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Harapan yang diinginkan oleh penyusunan dari makalah
ini adalah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini bermanfaat baik untuk
pribadi, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakannya lagi, sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Bekasi,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………….... i
KATA PENGANTAR ……………………………………….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ……………………………
1.2
Rumusan Masalah………………………….
1.3 Tujuan
Penulisan……………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi ………………………
2.2 Pemuda
dan Identitas……………….....
2.3 Pemuda ……………………….
2.4 Identitas……………………………
2.5 Perguruan…………………………
2.6 Pendidikan………………………….
BAB III ANALISIS
1.
Teori Kompetensi …………………………..
BAB IV PENUTUP
1.
Kesimpulan …..………………….……..…
2.
Saran ……………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara
dengan penduduk terbanyak di dunia. Di Indonesia juga memiliki banyak pemuda
yang masih tahap menuntut ilmu maupun pemuda yang sudah sukses bahkan sudah
dianggap penting dalam kemajuan teknologi saat ini.
Pemuda adalah bila dilihat dari segi fisik sedang
mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan
emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat
ini maupun masa depan. Secara Internasional WHO menyebut sebagai “young people” dengan batas usia 10 – 24
tahun, sedangkan usia 10 – 19 tahun disebut “adolescenea” atau remaja.
Para pemuda ini juga perlu bersosialisasi satu dengan
yang lain, karena mereka merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebutkan sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory), karena dalam proses sosialisasi diajarkan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Sosialisasi terdapat 2 jenis,
yaitu sosisalisasi primer dan sosialisasi sekunder.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia
1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang
anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
Sosialisasi sekunder
adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan'
identitas diri yang lama.
2.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Internalisasi belajar dan spesialisasi?
2.
Apa yang dimaksud dengan pemuda?
3.
Sebutkan macam-macam pemuda!
4.
Apa yang dimaksud dengan
identitas?
5. Sebutkan jenis-jenis pada identitas!
6. Apakah yang dimaksud dengan perguruan?
7.
Apakah yang dimaksud dengan
pendidikan?
8. Apa tujuan adanya pendidikan?
9. Sebutkan macam-macam pendidikan!
2.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi dari internalisasi
belajar dan spesialisasi.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari pemuda.
3.
Untuk mengetahui macam-macam pemuda.
4.
Untuk mengetahui definisi dari identitas.
5.
Untuk mengetahui jenis-jenis pada identitas.
6.
Untuk mengetahui pengertian dari perguruan.
7.
Untuk mengetahui definisi dari pendidikan.
8.
Untuk mengetahui tujuan adanya pendidikan.
9.
Untuk mengetahui macam-macam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
Ketiga kata tersebut sebenarnya memiliki definisi yang
hampir sama. Proses terjadinya yaitumelalui interaksi sosial. Internalisasi
lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang
sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran
tersebut. Sedangkan, spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah
dimiliki oleh seorang individu.
Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap
individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas
diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena
dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi
dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika
antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau
tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan
norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya
lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Jadi,
kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati norma-norma
kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses
pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan
pengambilan-pengambilan tindakan.
2.2 Pemuda
Pemuda
adalah bila dilihat dari segi fisik sedang mengalami perkembangan dan secara
psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa depan. Secara
Internasional WHO menyebut sebagai “young
people” dengan batas usia 10 – 24 tahun, sedangkan usia 10 – 19 tahun
disebut “adolescenea” atau remaja.
Tapi, terkadang pemuda zaman sekarang tidak menyadari bahwa di diri mereka
terbebani menjadi pengganti generasi sebelumnya. Oleh karena, pengaruh
disekitar mereka sangatlah penting bagi masa depan para pemuda kelak.
2.2.1 Macam-Macam
Pemuda
Dari
pengertian pemuda sebelumnya dapat diambil bahwa pemuda terdapat empat macam
pemuda berdasarkan peranannya dalam masyarakat. Macam – macam pemuda dikaji
dari perannya dalam masyarakat dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Jenis Pemuda Urakan
Yaitu pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan–perubahan dalam masyarakat. Tidak ingin untuk mengadakan perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.
1. Jenis Pemuda Urakan
Yaitu pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan–perubahan dalam masyarakat. Tidak ingin untuk mengadakan perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.
2. Jenis Pemuda nakal
Pemuda-pemuda ini tidak ingin, tidak berminat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan menggunakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya tetapi merugikan masyarakat.
Pemuda-pemuda ini tidak ingin, tidak berminat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan menggunakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya tetapi merugikan masyarakat.
3. Jenis Pemuda Radikal
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tidak bisa menerima kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tidak bisa menerima kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
4. Jenis Pemuda Sholeh
Pemuda yang dalam setiap tingkah lakunya sehari – hari selalu berpegang teguh terhadap agamanya. Melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pemuda yang dalam setiap tingkah lakunya sehari – hari selalu berpegang teguh terhadap agamanya. Melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2.3 Identitas
Identitas menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang
berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk pada
refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita.
Sementara itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai pendefinisian diri seseorang
sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap. Identitas
memiliki ciri-ciri fisik maupun ciri-ciri non fisik, yaitu:
·
Ciri-ciri fisik
1.
Orang China matanya
sipit, kulitnya putih
2.
Orang Irian atau Papua
kulitnya hitam dan rambutnya
·
Ciri-ciri non
fisik
1.
Gaya seseorang ketika
berbicara
2.
Gaya seseorang ketika
bermain
3.
Gaya seseorang ketika
belajar
2.3.1 Jenis-Jenis
Identitas
1. Identitas Seksual
Identitas seksual mengacu pada identifikasi seseorang
dengan berbagai kategori seksualitas. Bisa berupa heteroseksual, gay, lesbian
dan biseksual. Identitas seksual
yang kita miliki akan mempengaruhi apa yang kita konsumsi. Program televisi apa yang akan kita
lihat atau majalah apa yang akan kita baca. Identitas
seksual juga dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang.
2. Identitas Gender
Identitas gender merupakan pandangan mengenai
maskulinitas dan feminitas dan apa arti menjadi seorang laki-laki atau
perempuan. Ungkapan gender tidak hanya mengkomunikasikan siapa kita, tetapi
juga mengkonstruksi rasa yang kita inginkan. Identitas gender juga ditunjukkan
oleh gaya komunikasi. Gaya
komunikasi perempuan sering digambarkan sebagai suportif, egaliter, personal
dan disclosive, sedangkan
gaya komunikasi laki-laki digambarkan sebagai kompetitif dan tegas.
3. Identitas Pribadi
Identitas pribadi merupakan karakteristik unik yang
membedakannya dengan orang lain. Setiap
orang mempunyai identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama
dengan identitas orang lain. Pengaruh
budaya juga turut mempengaruhi identitas pribadi seseorang. Identitas pribadi juga
bisa diartikan sebagai aturan moral pribadi atau prinsip moral yang digunakan
seseorang sebagai kerangka normatif dan panduan dalam bertindak.
4. Identitas Agama
Identitas agama merupakan dimensi yang penting
dalam identitas seseorang. Identitas
tersebut merupakan pemberian secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan
individu. Hanya pada era moderm,
identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas yang diperoleh
saat lahir. Identitas agama
ditandai dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pemeluk agama tersebut. Identitas agama juga ditandai dengan
busana yang dipakai.
5. Identitas Nasional
Identitas nasional merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat
mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka
dilahirkan. Akan tetapi,
identitas nasional dapat juga diperoleh melalui imigrasi dan naturalisasi.
2.4 Perguruan
Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut
mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut
jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
- Perguruan tinggi negeri
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
- Perguruan tinggi swasta,
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
- Perguruan tinggi negeri
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
- Perguruan tinggi swasta,
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi,
antara lain:
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda lainnya.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda lainnya.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
2.5 Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
2.5.1 Tujuan
Pendidikan
Tujuan
pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik
dalam segala aspek kehidupan.
2.5.2 Macam-Macam
Pendidikan
- Pendidikan
umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
- Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
- Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.
- Pendidikan
akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
- Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
- Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
- Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
- Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
- Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
- Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
- Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
- Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
BAB III
ANALISIS
3.3 Teori
Kompetensi
Dari penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa,
pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani
berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang
akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan. Macam – macam pemuda dikaji dari
perannya dalam masyarakat dibagi menjadi 4, yaitu: pemuda urakan, pemuda nakal,
pemuda radikal, dan pemuda sholeh. Para pemuda ini juga merupakan makhluk
sosial yang dimana mereka juga melakukan sosialisasi terhadap sesamanya. Para
pemuda ini juga melakukan internalisasi, belajar, dan sosialisasi yang dimana
setiap pemuda maupun seluruh manusia wajib menaati norma-norma dan tata tertib
yang ada untuk mencapai satu tujuan yang telah diterapkan secara bersama.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Macam-macam pendidikan dibagi menjadi 6 (enam), yaitu: pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan
vokasi, pendidikan keagamaan, dan pendidikan khusus.
Identitas menurut Stella
Ting Toomey merupakan
refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya,
etnis dan proses sosialisasi. Identitas
pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang
lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner
W. Harry dan Kosmitzki
Corinne melihat
identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda
dalam perilaku, keyakinan dan sikap. Jenis-jenis identitas dibagi menjadi 5
(lima), antara lain: identitas seksual, identitas gender, identitas pribadi,
identitas agama, dan identitas nasional.
BAB IV
PENUTUP
4.4 Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda
adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam
harapan, terutama dari generasi lainnya. Macam – macam pemuda dikaji dari
perannya dalam masyarakat dibagi menjadi 4, yaitu: pemuda urakan, pemuda nakal,
pemuda radikal, dan pemuda sholeh. Setiap manusia wajib melakukan dan menaati
internalisasi, belajar, dan sosialisasi agar tercipta ketertiban di masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah
menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki
pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan
dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Macam-macam
pendidikan dibagi menjadi 6 (enam), yaitu: pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi,
pendidikan keagamaan, dan pendidikan khusus.
Setiap
manusia juga wajib dan pasti memiliki identitas yang saling berbeda dari
manusia satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis identitas dibagi menjadi 5
(lima), antara lain: identitas seksual, identitas gender, identitas pribadi,
identitas agama, dan identitas nasional.
4.4.1 Saran
Kita sebagai pemuda harus sadar atas
beban yang telah ditaruh kepundak masing-masing pemuda dimana yang ditugaskan
untuk meneruskan kemajuan teknologi dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu,
kita harus mengenyam pendidikan setinggi mungkin dan rajin bahkan belajar untuk
mewujudkan beban tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Posting Komentar