Puisi : Sebatas Mimpi dan Harapan

Sebatas Mimpi dan Harapan
                                                                                      Karya : Ahmad Pradipta

Ku terdiam menatap eloknya sang bintang
Cahaya bulan terpancar terang
Bersama hembusan angin dan alam semesta
Dan kerlap – kerlip kunang – kunang

Aku masih disini…
Masih disini yang selalu menantimu
Aku masih seperti kemarin…
Yang selalu ada disamping mu saat suka maupun duka

Namun..
Semua berubah saat dia kenal orang itu
Makin hari sikap mu makin berubah
Atau aku terlalu berharap kau bisa ku miliki

Kumemandangi dalam keteduhan
Memandang indahnya seduh, sedih, maupun senang
Bersama tetesan hujan yang membasahi alam ini
Dalam doaku berkata apakah ini semua nyata?
Atau ini hanya fatamorgana semata?

Tapi..
Itu semua nyata!
Itu semua tidaklah fatamorgana!
Itu pula bukanlah bayang semu semata!

Entahlah..
Mungkin aku harus berlalu
Mengalah pada waktu
Karena aku di dirimu
Hanya sebagai sosok semu
Aku cukup berdiri disini
Tanpa segala sesuatu tentangmu

MANUSIA dan KEGELISAHAN

                                      MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A.     Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak – gerik seseorang dalam kondisi tertentu. Gejala tersebut antara lain berjalan mundar – mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh kedepan sambil mengepal – ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain – lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu, dalam kehidupan sehari – hari kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (Obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
A.     Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya ini dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda – benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

B.     Kecemasan Neorotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi menjadi 3 macam, yakni :
1.      Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini timbul karena ia takut akan bayangannya sendiri, atau takut pada id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
2.      Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa Intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
3.      Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap, dan sebagainya. Reaksi ini muncul secara tiba – tiba tanpa provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendai oleh id meskipun ego dan super ego melarangnya.

C.     Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam – macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sifat – sifat seperti itu adalah sifat tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.

B.     Sebab – Sebab Orang Gelisah
Sebab – sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal ini adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh : bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan) orang tentu akan merasa gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus. Misalkan, hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.

C.     Usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama – tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan bersikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala sesuatu kesulitan dapat kita atasi.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran. Pertama – tama, kita tanyakan pada diri kita sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua, kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama – sama berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan – keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa kita.

D.     Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti “Tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain, atau terpencil”.
            Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dalam dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
            Yang menyebabkan orang berbeda dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
            Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai – nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain.
            Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi dan dapat membuat si pelaku menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang buruk itu.
            Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat. Misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi pelaku. Apabila semua itu tidak dapat menyadarkan si pelaku, maka keterasingan itu dapat dipaksakan ke institusi yang diciptakan oleh masyarakat misalnya pengadilan.
            Dalam karya sastra Abdul Muis yang berjudul “Salah Asuhan”. Juga menjelaskan bahwa sifat sombong, angkuh, tak menghormati orang lain adalah sifat yang tidak disenangi oleh masyarakat. Seseorang yang mempunyai sifat tersebut akan mendapatkan sifat keterasingan dari masyarakat lainnya.
            Kekurangan dalam diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasingkan, melainkan dirinya sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidakmampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri maupun martabat orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan ini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimilik maupun ketidakmampuan fisik.

E.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata “Sepi” yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
            Sebab – Sebab Terjadinya Kesepian
Bermacam – macam terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal ini seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya.
Contoh
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
            Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap dari sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi oleh teman – teman sepergaulannya. Karena dijauhi, maka orang tersebut hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
F.      Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti” yang artinya ridak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal – usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian lulus atau tidaknya dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu – tunggu membuat orang gelisah. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.

G.     Sebab – Sebab Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Berikut sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti, ialah :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal – hal yang tak menyenangkan atau sebab – sebab yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia
2.      Phobia
Ialah rasa takut yang berlebihan atau tak terkendali kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui penyebabnya.
3.      Kompulasi
Ialah adanya keragu – raguan tentan apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali – kali
4.      Histeria
Ialah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
5.      Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan satu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
a.       Delusi Persekusi : menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek
b.      Delusi Keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang – orang disekitarnya sebagai orang – orang tidak penting.
c.       Delusi Melancholis : merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama “Delirium Trements”, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot – otot tak terkuasa lagi.

6.      Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemkai obat bius.
7.      Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini Nampak ada keseluruhan pribadinya, misalnya gangguan pada nafsu makan, pusing – pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi / lemah. Sikapnya dapat berupa apatis, yaitu terlalu gembira dengan gerakan lari = larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.

H.     Usaha – Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Untuk dapat menyembuhkan orang yang pikirannya lagi kacau atau tidak dapat berpikir dengan baik, itu bergantung pada mental si penderita. Andai kata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, seperti rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukannya. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga kedepannya tidak takut lagi.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin juga tidak. Andai kata dia sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi, yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

Sumber :  Nugroho, W. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma